Teks
Analisis hubungan model kebutuhan Abraham Maslow dan tingkat semangat kerja tenaga kependidikan dan guru pada SMAKBO
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Apabila penilaian prestasi kerja tersebut dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar, dapat membantu meningkatkan motivasi pekerja dan sekaligus juga meningkatkan loyalitas anggota organisasi.
Tujuan Penelitian: 1). Untuk mengetahui model Kebutuhan Abraham Maslow Tenaga Kependidikan dan Guru pada SMAKBO. 2). Untuk mengetahui tingkat semangat kerja Tenaga Kependidikan dan Guru pada SMAKBO. 3). Untuk mengetahui hubungan model Kebutuhan Abraham Maslow dan Tingkat Semangat Kerja Tenaga Kependidikan dan Guru pada SMAKBO.
Dalam pengolahan data yang didapat, peneliti mengunakan metode analisis hubungan / korelasi yaitu teknik untuk mengetahui seberapa besar hubungan dan pengaruh kebutuhan Abraham Maslow terhadap Semangat Kerja dipergunakan analisis korelasi.
Hasil pembahasan : 1). Model Kebutuhan Abraham Maslow Guru pada Smakbo Bogor, dari hasil penelitian guru yang masuk dalam kategori kebutuhan fisiologis dan sosial yaitu sebanyak 10 responden atau sebesar 14%, sedangkan non guru yang masuk dalam kategori kebutuhan fisiologis yaitu sebanyak 6 responden atau sebesar 8%; kebutuhan sosial yaitu sebanyak 10 responden atau sebesar .14%, sedangkan non guru yang masuk dalam kategori kebutuhan sosial yaitu sebanyak 6 responden atau sebesar 8%; kebutuhan akan penghargaan yaitu sebanyak 6 responden atau sebesar 8%, sedangkan non guru yang masuk dalam kategori kebutuhan akan penghargaan yaitu sebanyak 4 responden atau sebesar 6%; Pemenuhan kebutuhan menurut Abraham Maslow dikalangan guru dan non guru Smakbo yang terbesar adalah kebutuhan fisiologis dan sosial sebesar 14%. Maka dampak yang paling nyata dan dapat diambil oleh pimpinan adalah dengan pemberian intensif yang memadai bagi para guru dan non guru dan menciptakan iklim / lingkungan kerja yang harmonis sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan Fisiologis dan sosial yang merupakan kebutuhan utama bagi guru dan non guru. Sehingga berakibat positif terhadap peningkatan semangat kerja secara signifikan. Namun ada 53 responden yang berperilaku ganda dengan kebutuhan utamanya adalah fisiologis, keamanan dan sosial. Sehingga perlu tindakan yang lebih khusus dari pihak kepala sekolah untuk pemenuhan kebutuhan para guru dan non guru Smakbo yang mempunyai perilaku ganda tersebut. Perlu diambil tindakan secara berkala untuk memantau apakah pemenuhan kebutuhan ganda mereka terwujud dengan benar terhadap peningkatan semangat kerja dan untuk memenuhi kebutuhan sosial yaitu kepala sekolah harus mampu menciptakan lingkungan kerja di Smakbo dengan harmonis. 2). Semangat guru pada Smakbo Bogor, maka guru yang bekerja bersemangat sebanyak 10 orang (14%), guru yang bekerja cukup bersemangat sebanyak 56 orang (79%) dan guru yang bekerja kurang bersemangat sebanyak 5 orang (7%) Sedangkan mengenai semangat non guru pada Smakbo Bogor, maka non guru yang bekerja bersemangat sebanyak 3 orang (8%), non guru yang bekerja cukup bersemangat sebanyak 25 orang (68%) dan guru yang bekerja kurang bersemangat sebanyak 9 orang (24%). 3) Mengingat dalam output di atas nilai Sig (2-tailed) = 0,082 < 0,1 maka diputuskan untuk menerima H1 dan dapat disimpulkan bahwa antara variable Model Kebutuhan Abraham Maslow dengan Tingkat Semangat Kerja memiliki hubungan yang nyata (signifikan).
Kata Kunci : Model Kebutuhan Abraham Maslow dan Tingkat Semangat Kerja
Tidak tersedia versi lain